
energi mereka.
Pendorong utama dari peningkatan ini adalah keberhasilan mereka melakukan penghematan sekitar 164 juta dollar AS pada tahun 2024 berkat implementasi langkah-langkah efisiensi energi.
Informasi mengenai penghematan biaya energi ini merupakan hasil dari laporan terbaru Climate Group yang berjudul ‘Energy Unleashed: Doubling Down on Energy Efficiency’s Potential.’
Laporan memaparkan penghematan biaya energi anggota EP100-nya dan menyoroti peran efisiensi dalam keberlanjutan perusahaan.
Sebagai informasi, Climate Group merupakan organisasi yang berfokus pada percepatan aksi iklim melalui kolaborasi dengan bisnis dan pemerintah di seluruh dunia, dengan tujuan mencapai emisi nol bersih global pada tahun 2050.
Melansir Edie, Selasa (1/4/2025), program EP100 menetapkan tiga pilihan target yang harus dipenuhi oleh perusahaan anggota, yaitu mencapai nol bersih karbon pada tahun 2030, menggandakan produktivitas energi dalam 25 tahun, atau menerapkan sistem manajemen energi dalam 10 tahun.
Tujuan program ini adalah untuk menjadikan efisiensi energi sebagai bagian integral dari operasi perusahaan swasta, yang diharapkan akan menghasilkan keuntungan baik dari segi keuangan maupun lingkungan.
Menurut laporan tersebut, anggota EP100 mencapai peningkatan produktivitas energi rata-rata tahunan sebesar 8 persen tahun lalu, jauh melampaui tingkat efisiensi energi global sebesar 1 persen.
Hal ini menggarisbawahi bagaimana strategi yang terarah dapat mendorong kemajuan meskipun ada tantangan global.
Beberapa perusahaan anggota pun berhasil mencapai komitmen mereka pada 2024.
Empat perusahaan yang memenuhi komitmen EP100 antara lain Beko, Mahindra Holidays and Resorts. Sedangkan Mitie menggandakan produktivitas energi mereka, sementara TCC Group menerapkan sistem manajemen energi dan meningkatkan produktivitas energi sebesar 50 persen.
“Efisiensi adalah inti dari transisi energi. Ini adalah cara tercepat dan termurah untuk mengurangi permintaan bahan bakar fosil global, menghemat uang, menjadi lebih kompetitif, dan membuat transisi ke energi terbarukan lebih mudah dicapai,” ungkap Direktur Energi Climate Group, Sam Kimmins.
Badan Energi Internasional (IEA) baru-baru ini memperingatkan upaya peningkatan efisiensi energi global saat ini tidak cukup untuk memenuhi target yang ambisius yang ditetapkan pada COP28.
Meskipun hampir 200 negara telah berjanji untuk menggandakan tingkat efisiensi energi global dari 2 persen menjadi 4 persen pada tahun 2030, IEA menilai bahwa target ini tidak akan tercapai tanpa adanya tindakan yang lebih signifikan dan dipercepat.
Peta jalan IEA untuk sistem energi global nol bersih pada tahun 2050 membutuhkan peningkatan intensitas energi tahunan sebesar 4 persen sepanjang tahun 2020an dan 2030an.