
kecerdasan buatan (AI) untuk mengatasi masalah gagal panen dan memperkuat ketahanan pangan nasional.
Aplikasi inovatif ini dirancang untuk mendeteksi dini tanda-tanda stres pada tanaman, seperti kekeringan atau serangan hama. Dengan data yang dikumpulkan secara real-time, petani dapat mengambil langkah cepat sebelum kerusakan menjadi parah.
“Ini membuat petani dan pelaku usaha pertanian lebih efisien dalam mengambil tindakan sebelum terlambat,” ujar Aldrin Soj Gamayon, mahasiswa tahun keempat jurusan Manajemen Teknologi Komunikasi di Universitas Ateneo de Manila, seperti dikutip Sustainability News pada Rabu (23/04/2025).
Sektor pertanian merupakan tulang punggung ekonomi Filipina, menyumbang 8,9 persen PDB pada tahun 2024 dan menciptakan lapangan kerja bagi lebih dari 10 juta orang.
Namun, para petani Filipina menghadapi tantangan serius seperti:
- Rata-rata 20 topan per tahun, setengahnya berdampak langsung pada lahan pertanian.
- Banjir besar dan kerusakan tanaman akibat perubahan iklim.
- Ketergantungan pada pengamatan manual dan intuisi dalam mendeteksi penyakit atau kondisi buruk tanaman.
Gamayon menekankan bahwa pendekatan konvensional ini sering kali terlambat.
“Saat daun mulai menguning, biasanya hanya sekitar 30 persen dari tanaman yang bisa diselamatkan,” jelasnya.
Untuk mengatasi masalah ini, Agriconnect PH menanamkan sensor pintar di titik-titik strategis di lahan pertanian guna memantau:
- Kelembapan tanah
- Aktivitas hama
- Ketersediaan air
Sensor tersebut mengirimkan data ke mesin AI dalam aplikasi yang kemudian menganalisis kondisi dan mengeluarkan peringatan otomatis kepada petani.
Antarmuka aplikasi dirancang seperti sistem lampu lalu lintas:
- Merah: Masalah kritis yang harus segera ditangani dalam 12–24 jam.
- Kuning: Peringatan agar petani waspada dan terus memantau kondisi.
- Hijau: Menunjukkan kondisi tanaman dan tanah yang normal.
Menyadari bahwa tidak semua petani memiliki pengetahuan teknis mendalam, tim pengembang Agriconnect PH mengutamakan desain antarmuka yang sederhana dan intuitif.
Petani hanya perlu mengetahui langkah praktis berdasarkan sinyal yang ditampilkan aplikasi.